""

Tebo Top

Wadah Bagi Komunitas dan Masyarakat di Kabupaten Tebo dengan 4 aspek yaitu; Agama, sosial, seni dan budaya serta Ekonomi Kreatif

Breaking


Thursday, January 6, 2022

Adat Anak Jantan Turun Jantan

Makam Sultan Thaha di Kelurahan Muara Tebo Kecamatan Tebo Tengah, foto : Doc.TEBOTOP Multimedia

Sambungan kedua...


Silsilah Anak Keturunan Sultan Thaha Syaifuddin Dengan Ratu Khalidjah Dan Sistem Penobatan Kerajaan Jambi


Oleh : Via Dicky


Adat "Anak Jantan Turun Jantan"

Meskipun adat menyebut anak jantan turun jantan betanggo naik berjenjang turun, tapi fakta sejarahnya tidak seluruh Raja Jambi yang menggunakan seloko adat tersebut. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa peralihan raja yang tidak menganut faham tersebut.


Misalnya :

Kerajaan Jambi mula-mula dipimpin Tun Talanai dari Champa. Kemudian beliau menyerahkan Jambi kepada Putri Pinang Masak yang seorang wanita Pagaruyung yang tidak berkaitan keluarga dengan Tun Talanai.


  1. Sultan Ahmad Zainuddin adalah Pangeran Sutawijaya yang menggantikan saudara nya Sultan Astra Ingalanga. Bukan menggantikan ayahnya.
  2. Ketika Sultan Mohyiddin (di Mangunjaya) melakukan kesalahan terhadap orang di hilir, maka Sayyid Abdullah bin Abdurrahman Al Habsyi naik menjadi Raja Jambi selama 2 tahun sebelum kemudian di serahkan kembali kepada Sultan Mohyiddin.
  3. Ketika Sultan Thaha mundur ke hulu yang naik bukan abang atau adik nya melainkan pamannya Sultan Nazaruddin, adik kepada Sultan Fakhruddin. Ayah dari Sultan Thaha.
  4. Ketika Sultan Nazaruddin digantikan oleh anak nya Sultan Mohildin namun ketika itu juga naik Sultan Ahmad Zainuddin gelar Pangeran Surio yang merupakan anak Sultan Fakhruddin /Paman Sultan Thaha. Sultan Thaha naik yang kedua kalinya bukan turun dari trah Sultan Ahmad Zainuddin.

Daftar Pustaka :

Scholten, Elsbeth Locher.2008. Kesultanan Sumatra dan Negara Kolonial (Hubungan Jambi-Batavia (1830-1907) dan Bangkitnya Imperialisme Belanda. Jakarta: Banana KITLV.


Barbara Watson Andaya . 1993 . To Live As Brothers: Southeast Sumatra in the Seventeenth and Eighteenth Centuries


Undang-Undang Piagam Pencacahan Kisah Negeri Jambi yang ditulis oleh Ngebi Sutho Dilago Priyayi Rajo Sari pada 1937.


J. Tideman, . Djambi , Amsterdam: De Bussy, 1938


Lindayanty, Jambi Dalam sejarah 1500-1942 , Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi, 2013


Marsden W, The History of Sumatera, London: 1811


Gallop, Annabel, Malay Seals from the Islamic World of Southeast Asia, The Lontar Foundation : 2019


Selesai

No comments:

Post a Comment