""

Tebo Top

Wadah Bagi Komunitas dan Masyarakat di Kabupaten Tebo dengan 4 aspek yaitu; Agama, sosial, seni dan budaya serta Ekonomi Kreatif

Breaking


Monday, March 18, 2019

Komunitas Tanpa Kegiatan Seperti Rumah Tanpa Pondasi


Komunitas Tanpa Kegiatan Seperti Rumah Tanpa Pondasi

Apa yang kita bisa pahami sebagai orang-orang yang terpanggil dalam sebuah komunitas. Tulisan ini terinspirasi dari membaca sebuah tagline judul di media social “Perempuan tanpa laki-laki seperti Ikan Tanpa sepeda”. Kalimat itu silahkan dimaknai.

Ilustrasi


Perempuan tanpa laki-laki seperti ikan tanpa sepeda sebuah kalimat yang dicetuskan oleh tokoh feminisme di belahan negeri lain. Artinya untuk memaknai kalimat tersebut. Kita harus mampu berpikir kritis. Memahaminya dengan menganalisa maksud dan tujuan sebuah kalimat.

Selanjutnya, dalam beranda media sosial tersebut terjadi perdebatan. Mengarahkan pembaca untuk memaknai kalimat tersebut. Banyak komentar sesuai dengan penalaran dan pemikirannya sendiri. Selain itu, ada salah satu komentator yang penulis simpulkan sebagai sebuah pemahaman yang dapat penulis terima. Penerimaan makna tersebut menjadi ajang penulis untuk terus belajar. Terutama, menjadi manusia yang suka dan gemar membaca. Semua bisa dimulai dengan mulai membaca. Melatih semua pemahaman yang kita miliki untuk memaknai sebuah kalimat. Anda pasti saat ini masih membaca, sedikit kesal. Terutama penulis belum mengartikan makna kalimat tersebut.
BACA… kata baca penulis tebalkan sebagai penegasan untuk anda mulai berliterasi kritis.Tidak sembarangan memberikan emotikon atau menaburkan jempol kesana-kemari. Layaknya pedagang yang menjualkan barang daganganya. Hehehe…. Ayo apa artinya ya?

Perempuan tanpa Laki-laki seperti ikan tanpa sepeda bermaksud  menyamakan ikan yang tentunya tidak perlu sepeda dalam beraktivitas dan kehidupan. Ikan tidak mempunyai kaki, selain itu ikan hidup dengan berenang. Jadi, Ikan tidak butuh Sepeda. Selanjutnya, Perempuan tanpa laki-laki tentunya bermakna. Wanita pun bisa hidup tanpa laki-laki. Konsep penyetaraan gender dalam feminisme merupakan sebuah pemahaman yang disampaikan untuk sebagian orang yang berpikiran sama. Perempuan tentu bisa melakukan hal-hal besar seperti yang pria biasa lakukan. Namun bukan itu semua yang akan penulis sampaikan. Terima kasih telah membaca tulisan sampai titik ini.



Ayo kita maknai kalimat “Komunitas tanpa kegiatan seperti rumah tanpa Pondasi”. Tentunya setelah membaca paragraph demi paragraph di atas. Anda semua sudah punya pemahaman dasar ya.

Mari kita artikan “Rumah tanpa pondasi” ungkapan ini tentunya telah kita pahami., Sebuah bangunan yang kita sebut rumah sebagai tempat berkumpul sebuah keluarga. Lalu, kita pahami pondasi atau sebuah dasar yang menjadi titik awal bagi sebuah rumah agar menjadi sebuah bangunan yang kokoh dan layak untuk dihuni.

Pondasi sebagai dasar dalam proses sebuah pembangunan rumah. Jika pondasinya kuat, Rumah itu akan menjadi kuat. Jika pondasi itu dibuat asal-asalan, bukan tidak mungkin rumah itu bisa saja hancur dan roboh. Tentunya korbannya adalah penghuni yang ada di dalamnya.

Selanjutnya, “Komunitas tanpa kegiatan” mari kita maknai ungkapan tersebut. Sebuah komunitas dibentuk atas dasar kesepakatan dan memiliki sebuah tujuan yang sama. Layaknya sebuah rumah. Komunitas menjadi ajang berkumpul bagi orang-orang yang memiliki sebuah kesamaaan dalam ide dan gagasan. Selain itu, komunitas seperti rumah yang nyaman untuk dihuni setelah proses interaksi yang berkelanjutan. Semua itu, dibutuhkan proses berkelanjutan terus menerus. jadi KOMUNITAS ITU. YA... TERUS BERKEGIATAN. Tapi terencana ya.... Semangat.

Interaksi dalam sebuah komunitas itu apa? Mari kita maknai ungkapan Komunitas tanpa kegiatan. Kegiatan dalam sebuah komunitas adalah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Kegiatan berfungsi seperti halnya Pondasi dalam membangun sebuah Komunitas. Pondasi atau dasar komunitas bisa terbentuk, kuat dan terjaga. Dengan cara melakukan kegiatan secara berkala atau berkelanjutan. Sebuah komunitas juga akan perlahan-lahan rusak dan bisa saja hancur bila tidak ada kesepatan dalam berkegiatan. Selain itu, komunitas juga butuh kegiatan sebagai cara untuk berinteraksi dan sebagai cara untuk mempererat satu sama lain.

Kita contohkan sebuah komunitas melakukan bakti sosial yang memfasilitasi semua anggota untuk ikut serta. Momen kegiatan yang terjadi dalam sebuah komunitas menjadi sebuah keharusan. Setelah melepaskan semua atribut diri dan berkomunitas. Orang akan menjadi pribadi yang polos tanpa apa-pun. Keadaan tersebut akan terlukis dengan kenangan dan kegiatan dalam berkomunitas. Tentu itu semua bukan sebuah keharusan. Namun, itu semua bisa menjadi sebuah kewajiban untuk diri menjadi lebih baik satu sama lain.

KEGIATAN menjadi Pondasi sebuah komunitas dilandasi dengan kejujuran dan keterbukaan satu sama lain. Apapun komunitas yang anda tergabung di dalamnya? Kesamaan pandangan dan misi menjadi sebuah hal yang mendasar. Itu semua bisa dilakukan dengan melakukan kegiatan bersama Komunitas anda. Setiap kegiatan komunitas yang lakukan menjadi sebuah dasar pondasi komunitas untuk terus bisa bertahan. membangun kebersaamaan dalam kegiatan dalam duka dan suka.

Semoga apa yang saya tulis dapat diterima dan dipahami oleh kita yang berdiri dalam satu komunitas dan bagi anda di komunitas-komunitas lainnya. Selain itu, bagi anda yang membaca tulisan ini. Mulailah terus berliterasi, menambah pengetahuan. Jangan biarkan, kita menjadi pribadi yang meyebar hoaks dan kebencian. Selamat berkumpul dalam sebuah momen yang bernama kegiatan.

Terima kasih telah membaca. Salam Komunitas //TTM : Tim Tebo Top Multimedia//.



No comments:

Post a Comment